Saungnews.co Banyuasin | Permasalahan limbah pabrik sawit PT Kasih Agro Mandiri (KAM) yang beroperasi di Desa Lubuk lancang, Kecamatan Suak Tapeh Kabupaten Banyuasin belum usai, diduga laporan masyarakat ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuasin lebih kurang satu bulan ini masih belum ada kejelasan.
Ansori warga Desa Biyuku mengatakan Pembuangan Limbah di sungai warga telah berlangsung sejak 1 tahun lalu, akibat dari pembuangan limbah pabrik ke sungai warga kesulitan mendapatkan air bersih, untuk kebutuhan mandi dan mencuci tubuh terasa gatal-gatal di kulit, digunakan menyiram tanaman seperti sayuran-sayuran air tidak layak.
“Sebelumnya lima orang dari Polres Banyuasin, tiga orang DLH sekitar satu bulan yang lalu mereka memeriksa laporan kami dengan mengambil sampel limbah, namun hingga kini belum ada kejelasan apa hasil yang didapatkan terkait limbah mencemari sungai kami,” ucap Ansori warga Biyuku ketika dihubungi, (19/08/21).
Dirinya menyayangkan, apa yang telah dilakukan pihak perusahaan sehingga berakibat fatal, merusak lingkungan masyarakat yang terkena dampaknya.
“Selama pabrik beroperasi di Desa Lubuk lancang, aroma busuk menyengat dari asap sangat terasa menusuk ke dalam pernapasan, sekarang muncul air limbah pabrik yang menjadi masalah bagi kami, akibat dari cemaran air limbah kami sulit mandi, dan mencuci, jadi untuk mandi dan minum kami terpaksa membeli air bersih,” ujarnya.
Ansori menegaskan, dengan tidak adanya kejelasan dan hasil dari DLH, serta pihak terkait yang telah memeriksa laporan mereka dengan datang ke lokasi limbah, menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap aparat pemerintah penegak hukum.
“Kemana lagi kami mengadu kalau laporan kami saja tidak ada hasilnya, rasanya kami sebagai masyarakat kecil tidak mendapatkan perhatian kalau melaporkan temuan limbah ke pihak terkait namun hasilnya tidak diketahui,” tegasnya.
Hal yang sama juga dikeluhkan warga Biyuku Suandi, menurutnya satu tahun PT KAM berdiri kondisi air sungai berubah menjadi hitam dan beraroma busuk, sejak enam bulan ini sungai dilelang oleh kepala Desa limbah pabrik semakin parah.
“Kami yang tinggal disini selalu menggunakan air sungai untuk mandi dan mencuci, setelah limbah pabrik sawit di buang ke sungai, air sungai berubah menjadi hitam pekat jika digunakan untuk mandi kulit menjadi gatal dan iritasi,” jelasnya sembari berkeluh kesah.
Ditambahkan Suandi, warga Biyuku yang tinggal tidak jauh dari sungai kecewa terhadap kepala desa setempat yang tidak transparan kepada rakyat. “Kami selaku warga Desa Biyuku sangat kecewa terhadap pemerintah, apalagi penegak hukum tidak berpihak ke masyarakat, kami akan melaporkan kades terkait karena melelang sungai tanpa sepengetahuan masyarakat,” jelasnya.(Tim)