SaungNews.co Muara Enim | Warga Desa Darmo Kecamatan Lawang Kidul Kabupaten Muara Enim, khawatirkan kondisi jembatan yang baru dibangun terancam roboh.
Jembatan penghubung warga Desa Darmo tersebut merupakan satu – satunya akses roda perekonomian warga setempat menuju lokasi perkebunan dan areal pertanian.
Seperti diketahui, jembatan yang di bangun okeh PT Huandian Bukit Asam Power (HBAP), di kawasan Desa Darmo ambrol dibagian ujung dan pangkal jembatan.
Hampir 80 persen, Warga Desa Darmo memanfaatkan akses jembatan untuk membawa hasil perkebunaan mereka ke Tempat Penimbangan Karet (TPK) yang harus melalui akses jembatan yang terancam putus tersebut.
“Kita sudah dari dulu sudah melintas di jembatan ini untuk mengangkut hasil perkebunan. Dengan kondisi jembatan seperti ini, kita khawatirkan jembatan akses jalan satu-satunya dari desa kita menuju perkebunan dan menjual hasil kebun kita ini akan menganggu perekonomian kita,” ungkap Warga Darmo Uzi (35) Selasa (01/06/2021).
Sebab, kata dia, jika sampai jembatan yang baru saja dibangun ini putus, maka warga otomatis tidak bisa membawa hasil perkebunan mereka menuju TPK. Tentu, yang menjadi korban perekonomian warga petani di desa.
“Kita perlu bukti, jangan hanya bilang akan diperbaiki saja. Karena ini jantung perekonomian masyarakat,” ungkap Uzi
Selain itu, Fauzi (50) Warga Darmo mengatakan, kalau akses jalan ini memang sangat penting bagi warga petani, hampir 80 persen warga Darmo masih sangat membutuhkan akses jalan ini. Apalagi akses jalan ini bukan hanya warga darmo saja, tetapi warga desa dan wilayah lain juga memanfaatkan jalan ini untuk ke perkebunan.
“Kita berharap agar perusahaan segera memeperbaiki kondisi jembatan yang merupakan sangat penting bagi warga. Jangan sampai membuat kita bingung dengan kondisi jembatan saat ini,” cetus Fauzi.
Yandri (40,) Warga Darmo sebagai petani juga mengeluhkan akan hal ini. Sebab, dengan adanya kondisi jembatan lama yang rusak dan jalan yang rusak sangat menganggu aktivitas perekonomian warga. Apalagi, ini merupakan akses jalan satu-satunya yang digunakan warga desa untuk menunjang perekonomian.
“Disini ada 5 TPK yang menggunakan akses jalan dan jembatan itu. Tentu untuk menunjang perekonomian warga sebagai petani. Untuk itu, kita minta pada perusahaan dan permerintah untuk memperhatikan masalah ini,” tandasnya.
Terpisah, Humas PT HBAP Tito didampingi jajaranya menanggapi hal ini, bahwa ada 4 jembatan yang dibangun, dan jembatan yang ke 4 ini kondisinya akan diperbaiki.
“Saat ini pihak kita sedang mendesain kembali pembangunan jembatan tersebut. Kita minta pada warga untuk bersabar,” tutur Tito.
Pihaknya, kata Tito, mengakui kalau akses jalan dan juga jembatan itu memang digunakan hampir sebagian masyarakat desa darmo untuk menuju perkebunan dan perekonomian warga. Untuk itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak kontraktor pengerjaan jembatan tersebut, untuk kembali memperbaiki jembatan tersebut.
“Tapi meski saat ini dalam proses, dalam hal ini kita membutuhkan waktu untuk memperbaiki ya,” tambahnya.
Disingung, terkait kekhawatiran warga terkait jembatan terancam roboh? Kata Tito, bila untuk dilewati saat ini jembatan masih aman, tetapi dikhawatirkan dengan arus sungai yang ditakutkan mengancam jembatan tersebut.
“Pastinya pihak subkon kita yang mengerjakan itu bertangung jawab dan akan memperbaikinya. Soal kekuatan jembatan, tentu jembatan telah didesain untuk ratusan ton,” tukasnya.(gus).