Beranda Daerah Lolos Dari Maut, Ketiga Pekerja Tambang ini Terancam Hukuman Penjara

Lolos Dari Maut, Ketiga Pekerja Tambang ini Terancam Hukuman Penjara

437
0

Saungnews.co Muara Enim | Ketiga tersangka yang di tetapkan Polres Muara enim,sebagai tersangka dalam kasus meninggalnya pekerja tambang ilegal.ketiga tersangka yang merupakan dari rekan ke 11 orang yang meninggal dalam peristiwa itu.

Ketiga tersangka, tersebut harus berbesar hati, meskipun lolos dari maut, kini terancam tak lolos dari jeratan hukuman penjara, pasalnya kuat dugan ketiga tersangka akan terjerat pasal dan diancam pidana paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp 100 Miliar, saat ini ketiganya masih diamankan oleh pihak Mapolres Muaraenim, pada Kamis (22/10/2020)

Adapun ketiga tersangka tersebut yakni Dadang Supriatna (56) warga Desa Pengalengan, Kecamatan Pangelangan, Kabupaten Bandung Selatan.

Bambang (38), warga Desa Sumber Agung, Kecamatan Kepoh Baru, Kabupaten Bojonegoro, Provinsi Jawa Timur, Mahmud (26) warga Desa Batu Menyan, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Lampung Selatan.

Sementara itu, menurut pengakuan pengakuan tiga tersangka seperti dikutip dari salah satu media Nasional, Dadang Supriatna, Bambang dan Mahmud, bahwa mereka menjadi pekerja tambang batubara tersebut baru sekitar dua minggu, setelah diajak teman-temannya.

Dan mereka sama sekali tidak tahu jika menambang tersebut adalah ilegal.

“Kami kesini hanya mencari uang, tidak tahu legal apa tidak,” jelasnya

Masih dikatakan mereka, bahwa mereka selamat pada saat kejadian, posisi mereka duduk mepet di dekat dinding jalan terowongan dan posisinya agak diluar sehingga tanah tidak langsung menimpa mereka.

Kami tidak tahu kalau tambang itu ilegal, karena baru kerja disana, tahunya setelah kami ditangkap polisi,”ungkapnya.

Dijelaskannya bahwa ia bersama dua orang rekannya tersebut nekat merantau ke Muaraenim karena adanya himpitan ekonomi.

“Saya punya anak dua dan istri yang harus dihidupi, karena tidak punya pekerjaan tetap,dan diajak temen katanya kerja di tambang yang ada disini, jadi ya saya ikut.

Saya tidak tahu kalau tambang itu ilegal dan dilarang, dan di lokasi kejadian itupun baru hari pertama kami diajak mandor untuk membuat jalan, ya kami nurut saja, karena kami cuma numpang cari makan untuk keluarga kami,” tuturnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini