Saungnews.co Prabumulih | Bercocok tanam menjadi salah satu hobi dan trend. Aktifitas ini dapat menjadi pengusir kebosanan di masa Pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita lebih banyak dirumah saja.
Beragam tetumbuhan dijadikan objek dapat dikreasikan, mulai dari bertanam tumbuhan hias sampai berkebun beragam sayuran di pekarangan, serta menyemai bibit-bibitan.
Apalagi dengan kemunculan tanaman anglonema, pesona Warna pada daunnya, membuat aglaonema menjadi tanamaan favorit, sebagian besar kaum hawa.
Meskipun harganya mencapai ratusan ribu rupiah, banyak orang yang mencarinya untuk dijadikan sebagai koleksi. Sebenarnya anglonema merupakan tanaman yang sudah lama ada di Indonesia. Sebelum nama aglaonema ngetren, orang Indonesia mengenal beberapa spesies dari aglaonema dengan sebutan ‘Sri Rejeki’
Nah berkenaan dengam kata Rejeki’ dimusim Pandemi Covid-19 ini penggiat bisnis tanaman hias lah salah satu yang diuntungkan dengan kondisi Pandemi Covid-19 yang berbarengan dengan kemunculan Wabah Demam Anglonema dan Tanaman Hias lainnya.
Dan pada kesempatan kali ini, awak media coba membincangi ‘Mashuri’ salah seorang pebisnis tetumbuhan dan tanaman hias yang ada di Kota Prabumulih.
Selasa (13/10/2020), awak media ini singgah di lapak tanaman hias Milik Mashuri, suasana adem begitu terasa saat mulai tiba didepan kios ini. Warna warni beragam tumbuhan hijau, bunga-bunga dan kembang khas taman kian menambah sejuk dan tentram saat memandangnya.
Lamunan ketakjuban awak media terhadap pesona tetumbuhan Karya Maestro Agung Sang Maha Pencipta pun, seketika buyar tatkala seorang Pemuda menyapa.
Awak media pun segera mendekat seraya mengulurkan tangan menyambut sapanya. Setelah berbasa basi media pun memperkenalkan diri dan langsung menyatakan maksud kedatangan nya. Kemudian bincang-bincang pun mulai berjalan.
Demam Anglonema dan Tanaman hias diakui oleh Mashuri memang membawa penambahan Rezeki. Menurut Pria asal Kebumen Jawa Tengah ini omset penjualan nya cukup melesat.
“Kalau dirata-ratakan adalah 1000 an (baca : satu juta) kadang lebih dua kali lipat perharinya mas, tapi ya gak seluruhnya dari Anglonema, itu sudah termasuk tanaman lain juga media tanam yang kami jual disini, seperti tanah sekam, kompos” bebernya.
Jika ditinjau dari lokasi, memang Lapak Mashuri dan empat rekan seprofesi nya terbilang strategis, dan sangat menunjang, ini berada dipinggir jalan Sudirman bertepatan di depan eks Lapangan Polsek Prabumulih Timur, sehingga peluang calon pembeli untuk datang kesini sangatlah memungkinkan.
Diterangkan Mashuri lagi bahwa naik turun pangsa pasar bisnis tanaman hias dan tetumbuhan ini tergantung musim
Kalau diperhatikan dagangan kita ini musiman, tiga tahap, biasanya kalau tahun baru, itu jenis bunga yang laku, anak sekolah yang banyak beli, dimusim kemarau itu kembang emak-emak banyak yang datang, kalau di musim penghujan, bibit buah yang kenceng lakunya” timpalnya.
Kios tanaman Mashuri ini menyediakan ratusan jenis tumbuhan, baik yang hias maupun jenis bibit buah-buahan. Harganyapun terang Mashuri bervariasi mulai harga termurah, 5 Ribu Rupiah sampai mencapai jutaan, tergantung jenis dan besar ukuran serta lama nya tumbuhan tersebut telah ditanam dan dirawat disana. Sementara asal tumbuhan ini selain pembibitan sendiri juga ada yang dipasok dari Lampung dan Bandung, juga Jawa Tengah yang merupakan daerah sentra pembudidayaan beragam tanam tumbuh.
# Berawal dari Pengalaman gagal jadi TKI, Mashuri Jadi Kenek Kios Tanaman Hingga Mampu Membuka Lapak Dagangan Tanaman Sendiri

Dikisahkan Mashuri usaha nya dimulainya sejak Dikisahkan Mashuri usaha nya dimulainya sejak tahun 2008, dia bersama empat orang rekan nya membuka lapak masing-masing di wilayah Kecamatan Cambai.
Setelah dua tahun disana, lanjut Mashuri keempat orang rekannya koleps dan tinggal dirinya yang masih bertahan, bahkan dapat meluaskan tempat usaha nya didepan eks Polsek Timur, seperti sekarang ini.
Pertama kami orang empat, dan Selamo dua tahun disana bubar galo, temen ku yang tigo orang tu pulang kampung, kami Alhamdulilah lanjut mungkin kareno mereka rekan kurang sabar” kata Pria yang beristri perempuan Palembang ini.
Diceritakan lagi oleh mashuri saat masih di Desanya Puring-Kebumen keluarganya adalah petani padi sawah. Dia mengaku kenal usaha tenaman hias sejak ikut kerja satu tahun dengan temannya di Palembang itupun, katanya karena Gagal jadi TKI (Tenaga Kerja Indonesia)
“Waktu itu aku masih bujang, kami dengan warga desa hampir satu kampung tertipu oleh orang yang nawarkan kerja diluar (TKI), saat di Jakarta saya udah buat paspor juga 41 orang rombongan kami sudah kasih uang sejuta eh yang ngurusnya menghilang, hingga kami jadi terlantar” kenangnya.
“Nah dari sana saya telpon telpon teman-teman akhirnya ada yang ngajak ikut dia kerja di kios tanaman nya di Palembang, dari sinilah saya mulai belajar dan mencoba buka sendiri, Alhamdulilah sampe sekarang ini, saya disini bisa mempekerjakan keluarga dan kerabat saya, ada 6 orang ikut saya sekarang” urainya.
Disinggung pernahkah usahanya ini mengalami kerugian dan kendala dirinya menjawab bahwa hal tersebut memang acap terjadi.
“Pasang surut usaha ya pasti ada, tapi Alhamdulilah…, yang pasti sabar… tekuni saja… Mas” ucapnya sembari menyeka lelehan keringat dikeningnya.
Selain Mashuri, ada lima orang pedagang tanaman di bantaran rel Kereta Api depan Jalan Sudirman berseberangan dengan eks Lapangan Kantor Polsek Prabumulih Timur, kios tanaman mereka ini sekaligus menjadi ruang hijau Kota dan penyejuk udara dan pandangan di lingkungan tersebut. (Anja)