SaungNews.co JAKARTA | PT PLN (Persero) berhasil menjadi perusahaan dengan peringkat teratas di Asia Selatan dan Tenggara sebagai perusahaan kunci yang akan menentukan keberhasilan tranformasi sistem energi dan dekarbonisasi, menghasilkan hasil yang dilakukan oleh World Benchmarking Alliance (WBA). Hasil tersebut disampaikan pada acara peluncuran Benchmark Utilitas Listrik yang dilaksanakan secara resmi, Senin (6/7).
PLN terpilih menjadi satu dari 50 perusahaan kelistrikan di dunia. Kelimapuluh perusahaan yang dipilih dari 450 perusahaan energi dunia yang disetujui, dan dipertimbangkan sebagai target terhadap persetujuan.
“Ini menjadi salah satu bukti komitmen kami untuk terus mendorong penggunaan energi baru terbarukan dalam penyediaan listrik di Indonesia di Indonesia,” tutur Executive Vice President Corporate Communcation, Agung Murdifi.
Pemeringkatan WBA Climate and Energy Benchmark dilakukan dengan menggunakan metodologi Assessing low-Carbon Transition (ACT) yang menilai kesiapan suatu organisasi dalam transisi ke ekonomi rendah karbon dilihat dari aspek strategi pengelolaan perubahan iklim, model bisnis, investasi, operasi, dan pengelolaan emisi gas rumah kaca. Metodologi ini sendiri merupakan produk dari ACT initiative yang merupakan program kerjasama dari ADEME dan CDP.
Perusahaan-perusahaan listrik dianggap memiliki peran penting sebagai pendukung tercapainya energi rendah karbon, dimana dekarbonisasi perusahaan listrik sangat sentral untuk mendorong transisi ke ekonomi rendah karbon. WBA Climate and Energy Benchmark menilai bahwa perusahaan-perusahaan terpilih dapat berkontribusi terhadap tujuan pembangungan berkelanjutan (Sustainable Development Goal/SDG) 13 dan SDG 7 serta memberikan insentif untuk menyelaraskan strategi mereka dengan tujuan pembatasan pemanasan global di bawah 2˚C sesuai dengan Perjanjian Paris.
Dengan kapasitas pembangkit terpasang sebesar 43,85 Gigawatt (GW), PLN berkomitmen untuk meningkatkan bauran energi baru dan terbarukan (EBT) dari 12 persen di tahun 2018 menjadi 23 persen di tahun 2025. PLN telah memiliki kebijakan dan strategi terkait mitigasi perubahan iklim serta telah membentuk unit organisasi khusus untuk pengelolaan mitigasi dan adaptasi iklim. Hingga bulan Mei 2020, kapasitas pembangkit EBT di Indonesia mencapai 7.963 Megawatt.
Saat ini, dalam program green transformation, PLN memperkenalkan model-model bisnis baru (green boosters) yang mendukung strategi PLN untuk pemenuhan target EBT dan mitigasi perubahan iklim. PLN juga rutin melaporkan hasil inventarisasi emisi gas rumah kaca melalui Laporan Kerberlanjutan.
Secara keseluruhan, PLN meraih peringkat 28 dunia mengungguli Tenaga Nasional Berhad, Malaysia (# 29), Chubu Electric Pouwer, Jepang (# 32), Perusahaan Listrik Tokyo, Jepang (# 37), Perusahaan Listrik Taiwan (# 38), Korea Electric Power Corporation (# 39) dan Eskom Holdings, Afrika Selatan (# 41). Sementara itu, perusahaan listrik Ørsted yang berkantor di Denmark memperoleh rangking pertama dan menjadi patokan bagi perusahaan-perusahaan listrik lainnya di seluruh dunia. Perusahaan ini memiliki target netralitas karbon di tahun 2040 yang melingkupi seluruh rantai bisnisnya.
Hasil Mengakui WBA Benchmark Iklim dan Energi juga membahas di laman Aliansi Benchmarking Dunia. (**)