SaungNews Prabumulih | Virus corona atau Covid-19 yang telah menjadi pandemi global, termasuk Indonesia tidak hanya menyebabkan gejala dan penyakit fisik. Corona juga memberikan dampak psikologis, baik pada penderita atau masyarakat luas.
Seperti halnya keluarga AR yang belakangan disebut salah satu pasien berstatus Positif, harus menanggung pressing psikologis karena dituding masyarakat tidak mematuhi aturan perberlakuan terhadap status medis yang dideritanya.
Padahal menurut Putera AR, pihaknya maupun bapak beliau telah berupaya menjalankan prosedur Kesehatan yang ditentukan, seperti menggunakan masker pada saat keluar rumah seperti yang dihebohkan baru-baru ini. Dan pada saat dia keluar rumah itu menurut putera AR, belum ada pemberitahuan hasil tes bahwa yang bersangkutan positif.
Berikut culiplikan curhat yang ditulis dan disebar ke grup grup medsos :
Untuk warga prabumulih yg meraso nyebar hoax semoga dibukakan pintu hatinya untuk segera bertobat dan minta maaf secara terbuka. Ingat UU ITE masih berlaku.
Kami keluarga bpk. AR keberatan dengan pemberitaan yg bersifat provokatif yg beredar d media sosial. Ini sudah sangat mengganggu keluarga kami…
1. Perihal pemberitaan grapari : ayah kami di infokan positif setelah melakukan test tgl 2 april 2020. Sedangkan ayah kami ke grapari tgl 31 maret sebelum dinyatakan positif. Saat itu beliau ke grapari karena bingung perihal pembayaran tagihan kartu hallo. Beliau ke grapari menggunakan masker, menjaga jarak, dan tidak batuk apalagi meludah.
Karena beliau tidak tahu beliau positif dan menerapkan segala cara utk tetap mengikuti protokol cegah covid 19.
Beliau kesana cuma sebentar karena memang dijelaskan pembayaran tetap online. Sekali lagi beliau TIDAK TAHU jika positif, dan TETAP MENGIKUTI himbauan social distance. Silahkan di konfirmasi ke grapari perihal hal tsb. Grapari tutup setelah tgl 2 utk langkah pencegahan dan kami sangat mengapresiasi hal tsb, kami jg ingin semua warga prabumulih sehat2 selalu.
2. Untuk pemberitaan bpk AR dijemput paksa dan meludahi petugas, ini FITNAH BESAR. Bpk AR adalah ex perawat senior dan sangat paham sekali perihal covid 19 ini. Justru dari awal beliau dinyatakan positif kami berusaha agar beliau bisa d rawat isolasi d rs dg tujuan agar lebih terkontrol dan terjadwal tes tes berikutnya, ditambah beliau sudah berusia dan merasa meriang. Tapi info dari dinkes prabumulih dan satgas covid 19 sesuai protap diperintah isolasi mandiri. Ini sudah kami turuti, namun karena kami bingung belum d resepkan obat dll tgl 3 april 2020 kami telp kembali ke satgas agar di bawa ke rs, namun sepertinya rs prabumulih blm siap kendala apd dan sdm kami paham betul dan minta dirujuk saja ke RS yg siap di palembang namun diinfokan baru akan dikoordinasikan dulu (kami punya bukti rekam telp antara keluarga dan satgas covid 19 dg dokter yg bertugas saat itu). Baru sore kami dapat info tgl 4 april baru akan dijemput dan di isolasi di RS. Jadi pemberitaan meludahi petugas kami pastikan hoax yg tidak bertanggung jawab.
Saat ini keluarga sedih dan sangat tidak terima dg pemberitaan di media yg simpang siur. Papa mama tentu tidak ada niatan menularkan covid 19 ke org lain, kami anakny saja hanya bisa memantau via telp jadi tolong bantu kami memberikan support utk org tua kami bukan dengan memberikan tuduhan yg tidak bertanggung jawab.
Terimakasih kepada rekan2, keluarga, dan masyarakat yg sudah memberikan support utk keluarga kami. Smga kita semua dalam keaadaan sehat selalu dan di jaga Alloh SWT aamiin… utk semua pasien yg terpapar covid 19 kami doakan segera sembuh dan kembali sehat seperti sediakala aamiin. (iwo*pbm)